MAKALAH
SENI TARI
Oleh:
ACHMAD FATONI
ANNISA AYU WARDANI
MIFTACHUL FIRA MAULIDIA
REFI FADOLI
SMA
NEGERI 1 KEPANJEN
Jl.Jenderal Ahmad Yani No.48
Kepanjen
Telp.(0341)359122 Kode Pos : 65163
TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah berjudul
“Analisis Tari Srimpi Sebagai Media Kartasis”.
Makalah
ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Seni Budaya yang dibimbing oleh
Bu Rini, dan untuk memperluas pengetahuan kami (siswa-siswi) dalam bidang seni
tari.
Dalam penulisan makalah
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Khususnya kepada :
1.
Bapak
Drs. H. Maskuri selaku kepala SMA Negeri 1 Kepanjen serta jajarannya yang telah
memberikan kemudahan berupa moril maupun materil selama mengikuti pendidikan di
SMA Negeri 1 Kepanjen ini.
2.
Ibu
Sukana Sri Utami, S.Pd selaku wali kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Kepanjen.
3.
Ibu
Rini Astini, S.Pd selaku guru pembimbing.
4. Teman-teman semua XI IPA 3 SMA Negeri 1 Kepanjen.
Dalam penulisan
makalah ini, penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami meminta maaf atas kekurangan yang
ada. Kritik dan saran sangat kami harapkan.
Peyusun pun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca , dan khususnya bagi penyusun sendiri.
Kepanjen, 27 Agustus 2013
Penyusun
Daftar
Isi
§ BAB I :
Pendahuluan
§
1.1
Latar belakang ...........................................................................................
4
§
1.2
Rumusan masalah ......................................................................................5
§
1.3
Tujuan makalah .........................................................................................
5
§
1.4
Metode .......................................................................................................
5
§
1.5
Sejarah singkat tari ....................................................................................
6
§
BAB
II
Isi/ Pembahasan
§ 2.1 Identitas Tari ..............................................................................................7
§
2.2 Unsur-unsur Pendukung Tari .....................................................................8
§ 2.3 Eksistensi Tari ...........................................................................................10
§
BAB
III
Penutup
§ Kesimpulan ......................................................................................................13
§
Kritik dan Saran...............................................................................................13
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tari
nusantara adalah tari hasil kebudayaan lokal,suku,kepulauan,atau daerah
tertentu.Tarian daerah merupakan identitas dari etnis atau suku masing-masing.Tari
nusantara juga merupakan warisan budaya yang berkembang secara turun
temurun.jenisnya sangat banyak dan tersebar di seluruh wilayah Nusantara.
Tari
tunggal adalah jenis bentuk tarian yang diperagarakan oleh seoarang penari
,baik laki- laki atau perempuan .Karakter unatuk tari tunggal dibedakan menjadi
dua yaitu :
a).
Karakter maskulin memiliki rangkain gerak tegas,kokoh,patah-patah,dan kuat.
b).Karakter
feminim memiliki rangkain gerak halus,melengkung, patah-patah menyudut,dan lemah gemulai.
Tari
nusantara merupakan salah satu bentuk ekspresi yang diciptakan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan dalam hidupnya. Tarian yang diciptakan pada dasarnya adalah salah satu
bentuk perwujudan dan pemenuhan kebutuhan jasmani,rohani,baik material maupun spritual.
Tari
merupakan alat ekspresi dan sarana komunikasi seorang pencipta tari (koreografer) dengan
penonton atau penikmat seni.sebagaimana bentuk penyajian tari lainnya, tari tunggal dapat dinikmati dari unsur
berikut :
a)
Wiraga : peragaan sikap dan gerak dari seluruh tubuh yang dilakukan
oleh seorang penari.
b)
Wirama : ketukan dan dinamika perpindahan sikap
yang selaras dengan karakter .
c)
Wirasa : ekspresi raut muka seorang penari yang membawakan gerak
tari.
d) Wirupa : perupaan
yang memberikan kejelasan karakter.
BAB 2
1.
Sejarah Tari Serimpi
Tari Serimpi adalah jenis tarian
tradisional Daerah Jawa Tengah. Tarian ini diperagakan oleh empat orang penari
yang semuanya adalah wanita. Jumlah ini sesuai dengan arti kata serimpi
yang berarti 4. Menurut Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi
empat penari sebagai simbol dari empat penjuru mata angin yakni Toya
(air), Grama (api), Angin(udara) dan Bumi (tanah). Sedangkan nama peranannya
adalah Batak, Gulu, Dhada dan Buncit yang
melambangkan tiang Pendopo.
Nama serimpi sendiri oleh Dr. Priyono dikaitkan dengan
akar kata “impi” atau mimpi. Gerakan
lemah gemulai tarian serimpi yang berdurasi ¾ hingga 1 jam itu dianggap
mampu membawa para penonton ke alam lain (alam mimpi). Konon, munculnya tari
Serimpi berawal dari masa kejayaan Kerajaan Mataram, saat Sultan Agung memerintah antara
1613-1646. Dan tarian ini dianggap sakral karena hanya dipentaskan dalam
lingkungan keraton sebagai ritual kenegaraan hingga peringatan Naik Takhta
Sultan.
Namun pada tahun
1775, ketika Kerajaan Mataram pecah
menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta, tari serimpipun
kemudian terbagi menjadi dua aliran yakni gaya Kesultanan Yogyakarta dan Gaya
Kesultanan Surakarta. Tari Serimpi di Kesultanan
Yogyakarta digolongkan menjadi Serimpi Babul Layar, Serimpi Dhempel, Serimpi
Genjung. Sedangkan di Kesultanan Surakarta digolongkan menjadi Serimpi Anglir
Mendung dan Serimpi Bondan.
Sebagai
tari klasik di kalangan istana Yogyakarta, Tari Serimpi telah menjadi seni yang
adhiluhung serta dianggap sebagai pusaka Kraton.
BAB II
PEMBAHASAN / ISI
2.
Identitas Tari :
2.1
Judul Tari
Tari
Serimpi
2.2
Asal Daerah
Yogyakarta
2.3
Koreografer
Pakubuwono IV
2.4 Durasi
tari
·
Versi lama : ±60 menit
·
Baru :
±15 Menit
2.5 Tema
Tari
Menggambarkan
pertikaian antara dua hal yang bertentangan, yakni antara baik dan buruk, benar
dan salah, akal manusia dan nafsu manusia.
2.6 Macam-macam Jenis Tari Serimpi
·
Tari Serimpi Cina
Salah satu jenis tari putri
klasik di Istana Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Ada kekhususan pada tari
Serimpi cina, yaitu busana para penari menyesuaikan dengan pakaian cina.
·
Tari Serimpi Pistol
Salah satu jenis tari
putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana VII.
Kekhususan tarian ini terletak pada properti yang digunakan yaitu pistol.
·
Tari Serimpi Padhelori
Salah satu jenis tari
putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana VI
dan VII. Properti yang digunakan dalam tarian ini berupa pistol dan cundrik.
Membawakan cerita petikan dari “Menak”, ialah perang tanding Dewi Sirtu Pelaeli
dan dewi Sudarawerti, sebagaimana dikisahkan dalam syair vokalianya. Tari
Serimpi Padhelori mempergunakan lagu pengiring utama Gending Pandhelori.
·
Tari Serimpi Merak Kasimpir
Salah satu jenis tari
putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana VII.
Properti yang digunakan dalam tarian ini berupa pistol dan jemparing. Gending
yang dipergunakan untuk mengiringi tari Serimpi Merak Kasimpir adalah Gending
Merak Kasimpir.
·
Tari Serimpi Pramugari
Salah satu jenis tari
putri klasik gaya Yogyakarta, merupakan hasil ciptakan Sultan Hamengku Buwana
VII. Tarian ini menggunakan properti pistol. Gending yang dipergunakan untuk
mengiringi tari Serimpi Pramugrari adalah Gending Pramugrari.
·
Tari Serimpi Renggawati
Salah satu jenis tari
putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana V.
Penari Serimpi Renggawati berjumlah 5 orang. Membawakan cerita petikan dari
“Angling Darmo” yang magis, dengan menggunakan tambahan properti sebatang pohon
dan seekor burung mliwis putih.
2.7 Sinopsis Tari
Tari
Serimpi adalah salah satu tari sebagai media katarsis (pembersihan jiwa) yang
berasal dari D.I. Yogyakarta. Tari ini berisi tentang gambaran pertikaian
antara dua hal yang saling bertentangan (misal : baik dan buruk).
2.8 Fungsi dan Peran Tari
Tari Srimpi yang dipergelarkan di
dalam keraton merupakan tari upacara raja. Tari jenis ini dipergelarkan untuk
upacara kerajaan seperti penobatan putra mahkota, tumbuk yuswa dan juga untuk
menjamu tamu-tamu raja (menyambut
tamu kenegaraan).
2.9 Pelaku Tari
Tari
Serimpi Sangopati (karya : Sinuhun Pakubuwono IX) Tarian Srimpi Sangopati karya Pakubuwono IX
ini,
sebenarnya merupakan tarian karya Pakubuwono IV yang memerintah
Kraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1788-1820
dengan nama
Serimpi sangopati. Kata
Sangapati itu sendiri berasal dari kata “sang apati”
sebuah sebutan bagi calon pengganti raja.
Ketika
Pakubuwono IX memerintah kraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1861-1893,
beliau
berkenaan merubah nama Sangapati menjadi Sangupati. Hal ini dilakukan berkaitan
dengan
suatu peristiwa yang
terjadi di masa pemerintahan beliau yaitu pemerintah Kolonial
Belanda memaksa kepada Pakubuwono IX agar mau
menyerahkan
tanah pesisir pulau Jawa
Kepada Belanda. Disaat pertemuan perundingan
masalah
tersebut Pakubuwono IX menjamu
para tamu
Belanda dengan pertunjukan tarian Serimpi Sangopati.
2.2
Unsur-unsur Pendukung Tari
2.1
Koreografi
Tarian ini menceritakan tentang peperangan dan
kepahlawanan. Tari Serimpi
diawali dengan gerak kapang-kapang, gerakan penghormatan ditengah panggung. Lalu ada gerakan enjeran diantaranya
gerak dengan dodok (duduk). Para
penari Serimpi memegang pistol berwarna hitam yang menjadi bagian penting dalam
tari. Ekspresi peperangan dalam tarian ini
terlihat jelas dalam gerakan penari ditunjang properti berupa senjata antara
lain keris kecil atau cundrik, jebeng, tombak, jemparing dan pistol. Ciri khas tarian Serimpi adalah gerakan
tangan yang lambat dan gemulai.
2.2.2 Tata Busana
Kostum
yang digunakan adalah kostum pengantin puteri Kraton Yogyakarta yakni dengan
dodotan dan gelung bokor sebagai motif hiasan kepalatari ini juga digunakan
pada upacara pernikahan.
Namun
seiring perkembangan jaman telah beralih menggunakan “kain seredan” dan baju
tanpa lengan dengan hiasan kepala berjumbai bulu burung kasuari serta gelung
dengan ornamen bunga ceplok dan jebehan.
Karakteristik pada penari Serimpi dikenakannya keris yang
diselipkan di depan silang ke kiri. Penggunaan keris pada tari Serimpi adalah
karena dipergunakan pada adegan perang, yang merupakan motif karakteristik Tari
Serimpi. Gelang berwarna emas
Busana tari serimpi terdiri atas:
1. Kain parang
2. Baju tanpa lengan
3. Sabuk setagen dan epek timang
4. Selendang
5. Jamang atau irah-irahan pada kepala
6. Sumping (hiasan telinga)
7. Hiasan
1. Kain parang
2. Baju tanpa lengan
3. Sabuk setagen dan epek timang
4. Selendang
5. Jamang atau irah-irahan pada kepala
6. Sumping (hiasan telinga)
7. Hiasan
2.2.3 Tata Rias
Tari
serimpi merupakan tari klasik, tata rias wajahnya pun masih dipengaruhi unsur
klasik
Tata rias
tari serimpi antara lain :
·
memakai bedak warna terang,
·
memasang rouge di pipi
·
membentuk kedua alis karakter halus
·
memasang bayangan mata/eye shadow
·
memakai lipstik warna
merah
2.2.4. Property dan Aksesoris
Berupa senjata antara lain keris kecil atau cundrik, jebeng, tombak, jemparing dan
pistol.
2.2.5. Pementasan Tari
Pada umumnya tari
Srimpi dipentaskan secara indoor, di
pendopo keraton.
2.2.6 . Iringan
Musik Tari
Gamelan.
2.3 Eksistensi Tari
·
Berawal
dari masa kejayaan Kerajaan Mataram saat Sultan Agung memerintah antara 1613-1646. Tarian
ini dianggap sakral karena hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton untuk
ritual kenegaraan sampai peringatan naik takhta sultan.
·
Pada 1775Kerajaan Mataram pecah menjadi Kesultanan
Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta. Perpecahan ini juga
berimbas pada tarian Serimpi walaupun inti dari tarian masih sama. Tarian
Serimpi di Kesultanan Yogyakarta digolongkan
menjadi Serimpi Babul Layar, Serimpi Dhempel, SerimpiGenjung. Sedangkan di
Kesultanan Surakarta digolongkan menjadi Serimpi Anglir Mendung danSerimpi
Bondan. Walaupun sudah tercipta sejak lama, tarian ini baru dikenal khalayak
banyak sejak 1970-an.
·
Pada tahun 1970
pusat kebudayaan jawa tengah memprakarsai latihan tari serimpi di keraton
surakarta.
·
Tari serimpi
menjadi materi pelajaran di sekolah menengah karawitan indonesia di surakarta ,
perkembangan garap dengan cara pemadatan telah dilakukan di akademi seni
karawitan indonesia , sehingga lama pagelaran menjadi 15 menit
·
Saat ini
Serimpi masih sering ditarikan, namun hanya
berfungsi sebagai sebuah tarian hiburan saja
·
Semula seperti
pakaian temanten putri Kraton gaya Yogyakarta, dengan dodotan dan gelung
bokornya sebagai motif hiasan kepala, maka kemudian beralih ke “kain seredan”,
berbaju tanpa lengan, dengan hiasan kepala khusus yang berjumbai bulu burung
kasuari, gelung berhiaskan bunga ceplok dan jebehan. Karakteristik pada penari
Serimpi dikenakannya keris yang diselipkan di depan silang ke kiri. Penggunaan
keris pada tari Serimpi adalah karena dipergunakan pada adegan perang, yang
merupakan motif karakteristik Tari Serimpi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
:
Tarian ini menggambarkan tentang pertikaian antar dua
hal yang bertentangan, yakni antara baik dan buruk, benar dan salah, akal
manusia dan nafsu manusia.
Tari Serimpi adalah
jenis tarian tradisional Daerah Jawa Tengah. Tarian ini diperagakan oleh empat
orang penari yang semuanya adalah
wanita. Jumlah ini sesuai dengan arti
kata serimpi yang berarti 4. Menurut Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi
empat penari sebagai simbol dari empat penjuru mata angin yakni Toya
(air), Grama (api), Angin(udara) dan Bumi (tanah). Sedangkan nama peranannya
adalah Batak, Gulu, Dhada dan Buncit
yang melambangkan tiang Pendopo.
3.2 Kritik
dan Saran
Pengaruh global semakin menenggelamkan kesenian
tradisional seperti Tari Serimpi ini. Pementasan tari serimpi dianggap terlalu
membosan dan kurang bisa menarik perhatian. Sementara itu generasi muda
terutama mereka para pewaris langsung, mempunyai kewajiban moral untuk
meneruskan tradisi tersebut. Keadaan menjadi lebih sulit manakala pemerintah
sangat kurang berperan dalam pelestarian budaya ini. Oleh karena itu, para
pendiri tari serimpi beserta para pemilik sanggar tari serimpi mengharapkan
agar Topeng Malang dapat masuk dalam kurikulum muatan lokal agar siswa dengan
wajib harus bisa menariakn tari serimpi sebagai bentuk pelestarian budaya yang
sekarang ini mulai luntur. Dan dari situ pula diharapkan anak didik bisa
mencintai tari serimpi melalui gerakan dan berbagai filosofinya. Peran semua
pihak sangat diharapkan agar tari serimpi yang telah menjadi ciri khas tetap
lestari.
3.2 Best No Deposit Casinos in the US for 2021 (Works
BalasHapusNo deposit casinos use deposit funds 바카라사이트 and kadangpintar these งานออนไลน์ are the only ones that you can use to get free spins, no deposit required.